Kapten CAJ Fransiskus Asisi Warsono atau F. A. Warsono lahir di Yogyakarta pada tanggal 30 Januari 1928 dan menempuh pendidikan musik di Akademi Musik Indonesia (AMI) Yogyakarta. Semasa di Yogyakarta, ia bergabung dengan orkestra Kraton Yogyakarta dan mengajar di Sekolah Musik Indonesia (SMIND) Yogyakarta. F. A. Warsono melanjutkan pendidikan di Akademi Militer di Bandung hingga mendapatkan pangkat Kapten dan bertugas di Korps Ajudan Jenderal (CAJ). Pada tahun 1965, ia dipercaya oleh Menteri/Panglima Angkatan Darat, Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, untuk memimpin Orkestra Simfoni Angkatan Darat Republik Indonesia. Ia juga mengajar di Yamaha Music Bandung dan memimpin Orkes Keroncong Radio Republik Indonesia (RRI) Bandung. F. A. Warsono menutup usia di Bandung pada tanggal 19 Januari 1979 dan dimakamkan di dekat kediaman keluarganya di Krapyak, Yogyakarta. Ia meninggalkan seorang istri yang bernama Alexandra Suharti Palupi beserta lima orang anak, yakni Daniel Chrysantus Lyrakrisna, Evaristus Symphony Adri, Florentina Wijaya Kusuma Wardani, Godeliva Kartika Palupining, dan Helena Destina Widjayanti.
Semasa hidupnya, F. A. Warsono menciptakan berbagai karya musik, baik vokal maupun instrumental. Selain lima karya paduan suara umum yang diterbitkan oleh Padma Music Publishing, ia menciptakan berbagai mars dan lagu lomba yang digunakan berbagai instansi di level regional maupun nasional. Lagu seriosa “Senja Semerah Bara” yang cukup dikenal di dunia vokal solo merupakan ciptaannya juga. Berbagai karya tersebut hingga kini masih sering dibawakan dalam berbagai acara oleh kelompok-kelompok paduan suara seluruh Indonesia, antara lain The Resonanz Choir pimpinan Avip Priatna dan berbagai perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universitas Brawijaya, dan Universitas Gadjah Mada.
Beberapa musisi terkenal yang sempat berhubungan dekat dengan F. A. Warsono antara lain maestro keroncong Waldjinah, grup populer Bimbo bersaudara, dan pencipta lagu Elfa Secoria yang belajar musik padanya. Dari keluarganya sendiri, anaknya yang bernama Evaristus Symphony Adri sempat mengabdikan hidupnya mengajar musik di SLB di Kalimantan sekaligus aktif bermain flute dan klarinet. Cucunya yang bernama Inosensia Yesika Cara juga aktif menjadi dirigen di lingkungan pendidikan dan gereja. Dapat dikatakan bahwa F. A. Warsono telah meninggalkan warisan musikal yang bernilai luhur dan berdaya guna bagi keluarga, lingkungan sekitar, serta bangsa dan negara. Namanya kini diabadikan menjadi nama Gedung Arsip Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (DITAJENAD) di Jalan Gudang Utara, Bandung.