- Minimum quantity should 25 of "Lancang Kuning (SSATBB)"
Surilang (SSATBB)
Joseph Kristanto PantiosoKarya ini adalah versi modifikasi dengan divisi 6 suara. Tersedia juga format SATB div. hingga 8 suara (format asal)
Lagu daerah Betawi yang dikenal dengan “Surilang” merupakan salah satu representasi musik rakyat tradisional, terutama melalui penggunaan pantun tradisional sebagai syairnya. Pantun-pantun dalam lagu ini bertemakan jodoh, perjumpaan, dan kerinduan—tiga unsur yang sangat lekat dengan kehidupan sosial masyarakat Betawi tempo dulu. Struktur lirik terdiri atas tiga stanza utama, dengan selingan frasa khas “Surilang jot enjotan” dan “Hei sayang aduh sayang” yang menjadi ciri khas lagu ini. Frasa “Surilang jot enjotan” sendiri tidak memiliki makna langsung yang terkait dengan syair utama lagu, melainkan lebih berfungsi sebagai elemen penguat suasana. Frasa ini merupakan motif musikal yang diambil dari pola gerak tarian Betawi, yang dikenal dengan iramanya yang lincah dan ceria, yang biasa kita kenal dengan istilah “Gambang Kromong”. Dalam konteks lagu ini, frasa tersebut sering dinyanyikan sebagai dasar irama, memberikan identitas musikal yang kuat serta menghadirkan nuansa khas Betawi yang meriah.
Aransemen paduan suara ini disusun dengan pendekatan yang relatif sederhana. Harmonisasi yang digunakan cukup ringan, sehingga memberikan ruang bagi penyesuaian dinamika dan ritmik yang dapat dikembangkan oleh kelompok vokal lebih leluasa. Pada stanza pertama, melodi dan harmoni dibawakan oleh kelompok suara wanita, sementara pada stanza kedua, peran tersebut dialihkan kepada kelompok suara pria. Dalam membawakan bagian-bagian ini, kelompok suara utama disarankan menyanyi lebih legato untuk menonjolkan karakter melodis, sedangkan kelompok pendukung yang berperan sebagai iringan vokal dapat membawakan bagian mereka dengan lebih ritmis. Khusus pada awal stanza ketiga, yakni pada birama 38 hingga 47, terdapat penerapan motif kanon sederhana yang dibawakan dengan karakter yang lebih tenang dan legato. Pada bagian ini, kelompok suara bass menyanyikan melodi yang berasal dari motiftarian tradisional, khususnya pada bagian “Surilang jot enjotan”. Secara sengaja, dalam aransemen ini, melodi tersebut tidak diulang berkali-kali seperti dalam versi tradisional. Hal ini memberikan nuansa yang lebih modern tanpa meninggalkan esensi tradisional dari lagu tersebut.
Secara keseluruhan, aransemen paduan suara ini memberikan ruang interpretasi yang luas bagi penyanyi, baik dalam aspek musikal maupun ekspresif. Tidak ada tata gerak khusus untuk aransemen ini. Paduan suara bebas membuat tata gerak yang sesuai dengan kebutuhan penampilannya.
Rp60.000