Sumpah Pemuda (SATB div.)
ElkindangenKomposisi ini merupakan hasil refleksi terhadap nasionalisme di Indonesia dan upaya pemaknaan perjuangan masa kini yang tidak lagi bersifat fisik melainkan ideologis. Naskah historis Sumpah Pemuda dipilih bukan sekadar sebagai narasi, melainkan simbol yang kontras terhadap kondisi lunturnya semangat nasionalisme di kalangan pemuda. Komposisi ini dirancang untuk paduan suara (SATB) minimal 16 orang yang mengintegrasikan teknik narasi (ujaran dengan not tak bernada) dan nyanyian (bernada).
Secara musikologis, karya ini dominan menggunakan tangga nada F Dorian dengan register vokal rendah. Pilihan ini bertujuan untuk menampilkan kesan minor yang tidak definitif, sekaligus secara simbolis merepresentasikan lunturnya semangat nasionalisme. Bagian awal menonjolkan penggunaan quintal harmony yang merefleksikan upaya persatuan di tengah perbedaan, disusul oleh register rendah dan akor yang disuspensi untuk menggambarkan stagnasi dan kehilangan semangat pemuda. Bagian selanjutnya menampilkan tekstur yang lebih bergerak (polifonik), gerakan arpeggio pada sopran yang merepresentasikan faktor eksternal, yakni arus globalisasi yang tak terbendung, sementara gerakan sejajar pada tenor dan bass yang cenderung stagnan melambangkan faktor internal, yaitu pemuda yang acuh terhadap kondisi bangsa. Bagian ini juga menampilkan sahut menyahut ritmis antara solo tenor, alto, dan bass untuk menunjukkan kemunculan individu yang peduli, namun tertekan oleh berbagai faktor hingga akhirnya menghilang. Bagian akhir menawarkan resolusi dan cita-cita yang ditandai dengan perubahan progresi akor ke Eb Mayor (Absus4 – Ebsus2/G). Bagian ini merepresentasi kesatuan yang kokoh dan cita-cita bersama untuk kemajuan bangsa Indonesia, menempatkan perbedaan sebagai “hadiah” alih-alih sebagai masalah.
Rp60.000






